Surga Tersembunyi di Ranukumbolo KW 2 – Telaga Dringo Banjarnegara – Dieng

Jumat, 18 April 2014.

Ranukumbolo versi Telaga Dieng

Ranukumbolo  KW 2 versi Telaga Dringo

Dieng. Yang di benak kita mungkin langsung teringat dengan daerah puncak yang memiliki beberapa tempat wisata seperti ; Telaga Warna, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Sumur Jalatunda, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Bukit Sikunir, dan Gunung Prau (bukit Teletubies). Dua tempat yang disebutkan terakhir dalam beberapa tahun ini menjadi tempat favorit buat yang camping.

Telaga Dringo. Sepintas masih terlalu asing barangkali bagi kebanyakan orang. Lokasinya memang tidak di Dieng (Wonosobo) hanya saja dekat di Dieng saja sih 😀 , tepatnya di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Telaga Dringo bahkan belum masuk dalam daftar ‘peta wisata’, hanya muncul di petunjuk arah jalan ketika mau masuk lokawisata Kawah Candradimuka.

Ini kedua kalinya dalam tempo dua bulan berturut-turut ke Telaga Dringo. Yang pertama hanya survey lokasi setelah gagal camping ke Gunung Pakuwaja bulan Maret kemarin. Dan jum’at kemarin bareng  Desi Amelia dan MaRia Ulfah yang datang dari Jakarta pun niaaattt banget buat camping disana. Pagi hari janjian ketemu di perempatan Sapen (Wonosobo), naik bus kecil menuju Dieng. Setelah tahu kendaraan langsung menuju Batur (Banjarnegara), kami pun memutuskan untuk langsung saja turun di Batur. Biaya naik bus kecil IDR 17.000 / orang.

Karena hampir jam 11.00 wib dan perut sudah keroncongan (cuma saya yang belum sarapan), akhirnya kami memutuskan makan siang di warung dekat pertigaan. Sekalian membeli beberapa stok makanan dan minuman untuk camping. Oleh beberapa penduduk sekitar diusulkan beberapa tempat wisata ; Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Kawah Sileri. Kalau kata bapaknya yang ada di warung, Sumur Jalatunda hanya berjarak 1KM. Wah itu siiih deket, cukup jalan kaki saja kalau gitu. Diperjalanan (baru jalan sekitar 20 meter), ada pengendara Tossa yang menawarkan untuk memberi kami tumpangan gratis, ini pertama kalinya naik Tossa hehe. Namanya Mas Sutris. Ternyata setelah dilewati, Sumur Jalatunda ada 2KM lebih (v__v). Daripada ‘tertipu’ soal jarak akhirnya tawaran untuk diantar sampai pos pendakian pun kami terima.

naik tossa ternyata seru apalagi kalau jalannya kelak-kelok :D

naik tossa ternyata seru apalagi kalau jalannya kelak-kelok 😀

Perjalanan kami lanjutkan…. Mulai naik menuju Telaga Dringo, setelah melewati pos dan suruh membayar IDR 5.000 per orang (tapi penjaganya baik hati, kita cuma disuruh bayar dua orang lho). Tak berselang lama ada kendaraan Grand Livina *maaf ngiklan, iseng kami pun menyetop dan rupanya lagi-lagi beruntung, karena mereka hendak ke kawah Candradimuka *thanks banget buat Mbak Rena dan suaminya 😀 . Setelah menikmati kawah sebentar, kami pun meneruskan dengan jalan kaki lewat jalan tembus (ladang warga). Hanya butuh 30 menit jalan santai ke atas untuk sampai ke telaga.

tumpangan gratis :D

tumpangan gratis 😀

Kawah Candradimuka (Banjarnegara)

Kawah Candradimuka (Banjarnegara)

jalan menuju ke Telaga Dringo, pemandangannya ajiiiibb

jalan menuju ke Telaga Dringo, pemandangannya ajiiiibb

Setelah sampai di tujuan, kami mencari tempat buat mendirikan dome. Yaapp… jumat kemarin hanya kami satu-satunya yang camping disana. Tiga cewek yang ‘kelewat’ berani. Berasa di surga…. keindahan yang tampak di depan mata mungkin jauh lebih dari yang tampak di foto yang sempat kami abadikan 😀 . Sore itu menghabiskan dengan berkeliling di telaga, melihat orang memancing ikan, dan tidur 😀

lewat jalan tembus lebih cepet \(^_^)/

lewat jalan tembus lebih cepet \(^_^)/

mancing di Telaga Dringo...

ada yang mancing nih di Telaga Dringo…

Meski sempat hujan sebentar, tetapi malam harinya luar biasa keren. Saking terangnya bahkan kami tidak membutuhkan senter untuk di dalam dome (kebetulan bisa irit karena senter hanya satu yang saya bawa). Sewaktu membuat makan malam, salah satu pemancing mendatangi kami meminta air. Sempat menanyakan dari mana, setelah tahu dari Purwokerto, orang tersebut pun pergi. Dan kami pun baru tahu, hobi memancing warga di dusun tetangga itu ternyata bisa sampai malam atau pagi dini hari. Lumayan bisa jadi penjaga meski mereka memancingnya jauh dari tempat kami mendirikan dome hehe…

Pagi harinya, menunggu sunrise… Kalau ingin pemandangan sunrise kita harusnya naik sekitar 30 menit ke Gunung Cemeti, berhubung kita kedinginan jadinya cukup menikmati yang ada di depan saja 😀 .

menunggu pagi

menunggu pagi

sunrise dari tempat camping

sunrise dari tempat camping

sunrisenya... (O_o) meski ketutup tetep saja kereenn :D

sunrisenya… (O_o) meski ketutup tetep saja kereenn 😀

tak ada tripod, matras pun jadi (v__v)

tak ada tripod, matras pun jadi (v__v)

telaga dringo...

nampang dulu di telaga dringo… 😀

beneran mirip ranukumbolo ga?? (yah dimirip-miripin saja yah hehe)

beneran mirip ranukumbolo ga??
(yah dimirip-miripin saja yah hehe)

Meninggalkan Ranukumbolo eh Telaga Dringo lebih pagi dari jadwal, karena kami harus bersiap untuk pendakian selanjutnya ke Gunung Pangonan, Dieng – Wonosobo. Ternyata jalan menurun ke jalan raya (pintu gerbang menuju Kawah Candradimuka) hanya membutuhkan waktu satu jam lima belas menit itu pun plus foto-foto di jalan. Menuju Dieng kami memakai jasa ojek yang ada di sebrang gerbang (sebelah SD). Membayar IDR 10.000 per orang sampai Dieng kota.

.

(bersambung…. di Pendakian Gunung Pangonan, Sisi Lain Dieng)

Catatan perjalanan ke Telaga Dringo terbaru, lengkap dengan peta >> Camping Ceria Di Ranukumbolo KW 2 (Telaga Dringo)

.

NB:

  • Thanks to Kaka yang udah baik banget anterin matras dan kompor di Sapen.
  • Thanks to Mas Sutris dan Mbak Rena + suami.

46 thoughts on “Surga Tersembunyi di Ranukumbolo KW 2 – Telaga Dringo Banjarnegara – Dieng

    • Salam kenal juga….

      Klo aku lbh suka ke Dringo dulu hehe
      klo pke kendaraan umum, di Wonosobo naik bus kecil jurusan Dieng dari Sapen (perempatan). Kl dr Jakarta/Banjarnegara bs lgsg turun di Sapen. Kl dr Semarang / Ygy, dr terminal Wonosobo kmrn saya ojek ke Sapen byr 10.000

      Dari Sapen naik bus kecil td jurusan Dieng & Batur , minta turun Batur (bilang saja ma sopir turun yg arah mau ke Kawah Candradimuka).
      Naik ojek bisa sampai kawah byr 10.000 (pinter2e nego), klo ditambah pun bisa sampai telaga dringo di area campingnya hehe…

      Trs turun (kl dah sampai bawah, sebrang gapura kawah dekat SD itu ada ojek) klo ke Dieng kota byrnya kmrn 10.000 mkin kl ke Sikunir mas’e bisa nego 20.000 smpe sana… (Setahu saya ga ad angkutan yg ke sikunir)

  1. mbak olip salam kenal yaa ^_^…. kita tgl 16 mau ke dieng.. kira2 klo bawa mobil parkir dimana yaa..??kita juga mau camping soalnya.terus camping yg deket ma puncak sikunir dimana..?? maklum baru pertama kesana… makasih sebelumnya….

    • Klo ke Dringo kmrn sih ad jejak mobil truk smpe lokasi saya camping, cm klo sopirnya ga pinter bawa paling taruh pinggir jalan, trus jalan kaki paling 50-100an meter ke lokasi camping….

      Klo mau di sikunir, parkir langsung di bawah (area parkir mobil motor bisa), kalian bisa camping di sebelah parkiran yg dekat Telaga Cebong hbs itu subuh trekking naik jalan 30menit sampai puncak sikunir…kalau mau santai dan gak berdesakan naik ya camping langsung di atas,jd pas bangun gak prlu repot jalan (kl mau camping di atas saya sarankan siang dah sampai sikunir,takutnya gak kebagian tempat karena musim liburan) 😀

  2. Ping-balik: Bukit Sikunir Dieng dan Telaga Dringo Banjarnegara | olipeoile

    • salam kenal juga … 🙂

      terakhir info ojek ke sikunir dr dieng kota 20K *pinter2nya nego sama tukang ojeknya siiih 😀

      wah sama dong 30 ke dieng…ak mau ke Pakuwaja (sebelahnya sikunir)

      • Info dr tmn,mending kl camp Sikunir (telaga cebong) yg awal, soale bakal ramai sm pengunjung DCF yg pd camping krn kehabisan homestay…

        Yupp… Semoga bisa ketemu (^__^)

      • iya mbak rencananya mau camp di telaga cebong, takut ga kebagian tempat kalo camp di atas u,u

        iyaa mbak sekali lagi makasih, mungkin kapan kapan bisa jalan bareng xD

      • beluuuuum >,<
        pantainya katanya bagus bagus ya mbak??

        mbak nanti ke dieng berangkat dr purwokerto ya?
        kalo dari stasiun purwokerto ke terminalnya itu jauh ndak mbak? -,-

      • iya…
        ini juga hari jum’at mlmnya ada anak Malang mau stay rumahku 😀 trs hr sabtu ke Dieng…
        mereka mau ikutan naik ke Pakuwaja, lanjut ke Sikunir sama Telaga Dringo…

        dr Stasiun ke terminal lumayan, naik angkot ad siih…
        naik KA ke Pwt hari apa?

      • naik bis langsung wonosobo yah…

        oke deh, semoga perjalanannya nanti lancar…
        kalau pas mau ke Sikunir ternyata penuh sesak, gabung sama saya & teman2 dr Jkt dan Malang saja ke Pakuwaja 🙂 *nyari yang beda dg spot yg keren hehe

    • Pagi…
      Itu rencana di Telaga Dringo mo camping atau cm mampir sebentar ya?
      Dan renc kesana kapan? pas weekend libur panjang atau hanya weekend biasa? Soalnya itu mempengaruhi.

      1. Kl pke umum, turun dr telaga jalan kaki sampai SD. Dr SD ada pangkalan ojek ke Simpang Dua. Dr Simpang Dua tggu bus kecil ke Wonosobo. Dr Wonosobo ikut bus besar jurusan Purwokerto nanti minta turun di Rafting Serayu. Cm kl hrs 12 susah ya naik umum sambung menyambung.

      2. Pas ke Dringo dr Dieng sewa pick up. Nah minta tawar menawar harga untuk menjemput dr Dringo nanti langsung ke Wonosobo baru cr bus jurusan Purwokerto turun di rafting serayu.

      3. Kl tdk mau ribet. Sewa dua mobil (avanza,DLL) dua. Atau sewa mobil travel yg lgsg kapasitas 12… Minta untuk antar ke Dringo. Nungguin sampai anter langsung ke rafting Serayu.

      Jarak dr Dringo ke rafting kl lancar butuh 1-1,5jam dg kendaraan pribadi. Kl sambung menyambung bs lbh lama. Dan kl kesana musim libur ngepasin weekend atau hari kejepit biasanya macet di jalan tanjakkan. 🙂

      Terima kasih sudah mampir kesini

  3. wooww lengkap sekali mba.. terimakasih. saya kesana tgl 15 agusus bermalam ke 16 agustus. kira2 penuh gak ya? destinationnya saya balik jadi nnti dari dringo langsung ke prau. malam 16 nginep di prau mba. Pasti penuh dan macet ya… Kalau dari dringo ke prau transportnya apa ya mba? kalo sewa mobil gitu mahal sekaliiiiiiiiiii… Udah tanya2 tapi kenanya mahal. Mungkin mba punya rekomendasi mobil pickup yg bisa antar kami dr dringo ke patak banteng mt. prau ?? hehehe..

    • Oh…jadi yg Dringo cm foto2 ya trs langsung bermalam di Prau?
      Iya pasti penuh itu…tp gpp sesekali.

      Nanti tak kasih kontak nomor org yg mgkn bs bantu cariin pick up, via email yah….

      Bilang saja temennya Olipe Purwokerto….

      • sudah saya catat mba nomernya.. terimakasih ya… Nanti saya coba contact. Saya rncana dr tgl. 14 agustus hr prtma rafting serayu dan wisata dieng, hr kedua ke dringo dan hr ketiga ke prau. Mungkin mba nya minat ikut?? heheh sekalian nambah teman dan kenalan :D. Oh ya di dringo saya rencana untuk menginap semalam. baru hari berikutnya bermalam di prau. #capekbgtgakya 😀

      • Hehe kl musim 17an lbh pilih di rumah ^^ persiapan lomba olimpiade taman baca ke Jkt juga tgl 20.

        Klo menikmati ya ndak capek mlh seneng 🙂

        Feeling saya pas di Prau bakal ribuan 17an besok. So alangkah baiknya hbs menikmati sunrise dan sarapan di Dringo lgsg ke Prau. Biar bs dpt tempat yg strategis

Tinggalkan Balasan ke Zefanya Christian Annabelle Batalkan balasan